Barru-Memoriam Prof Dr. Hamka Haq., M.A.Hamka Haq lahir dari pasangan K.H. Abd. Qadir dan Umi H.St. Hawa. 18 Oktober 1952, ( meninggal di usia 71 tahun) Tamat Ibtidaiyah 1965, Muallimin Muhammadiyah 1968, PGA Attaufiq NU 1970, S1 IAIN Alauddin Makassar Maret 1978, S2 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1988, dan S3 IAIN yang sama 1990, promosi 7 April 1990. Bekerja sebagai PNS Departemen Agama Sulsel 1976 sd 1993; dosen IAIN Alauddin Makassar sejak 1993; Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Alauddin Makassar 2000-2002, dan Wakil Rektor IAIN 2002-2004. Kamis, ( 7/12/2023)
Sebelumnya, Ketua STAI Univ. Al-Ghazali NU Barru 1982-1994; Pembina Pesantren Modern Tarbiyah Takalar Sulsel 1993 - sekarang; Ketua Sekolah Tinggi Al-Furqan Makassar 1996-1999. Dalam ormas Islam dan partai politik, Pengurus DDI (Daru Dakwah wal-Irsyad 1996 - sekarang) Pengurus MUI Sulsel 1991-2010. Penasehat/Dewan Pertimbangan MUI Pusat 2010 s.d. sekarang.
Prof Hamka Haq adalah akademisi sekaligus mantan anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan. Ia mengawali karier sebagai PNS Departemen Agama Sulsel 1976 sd 1993. Pada 1993, Hamka Haq menjadi dosen IAIN Alauddin Makassar. Ia diamanahi jadi Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Alauddin Makassar 2000-2002. Selanjuta Hamka Haq menjabat Wakil Rektor IAIN 2002-2004.
Selain itu, Hamka Haq juga pernah menjabat Ketua STAI Univ. Al-Ghazali NU Barru 1982-1994; Pembina Pesantren Modern Tarbiyah Takalar Sulsel 1993 - sekarang; Ketua Sekolah Tinggi Al-Furqan Makassar 1996-1999. Dalam ormas Islam dan partai politik, Pengurus DDI (Daru Dakwah wal-Irsyad 1996 - sekarang) Pengurus MUI Sulsel 1991-2010. Penasehat/Dewan Pertimbangan MUI Pusat 2010 s.d. sekarang.
Bersama Bapak Jusuf Kalla, Pendiri dan Ketua Forum Antar Umat Beragama Sulsel 1998 sd. sekarang; Ketua DPP PDI Perjuangan 2005 s.d. sekarang (Terpilih kembali dalam Kongres V PDI Perjuangan di Bali 8-11 Agustus 2019), dan Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia 2007 sd. Sekarang.
Pengaruh Teologi terhadap Ushul Fiqh (Makassar: UIN Alauddin, 2015) Islam dan Hubungan Lintas Agama (Bamusi, Jakarta 2019), dan Asas Kehidupan Berbangsa dan Bernegara (Jakarta: Bamusi 2019)
Prof. Dr. H. Hamka Haq berasal dari keluarga santri, campuran dari ormas-ormas Islam, NU, Muhammadiyah, Syarikat Islam dan ormas lokal DDI (Daru Da'wah Wal Irsyad). Ayahnya, K.H. Abdul Qadir, adalah wakil Ketua Rais Syuriah NU Kabupaten Barru, sekaligus Pengasuh Pesantren (Madrasah) DDI. Dari keluarga ibu kandung Umi Siti Hawa, semuanya dari Syarikat Islam, dan sebagian keluarga ayah bergabung ke Muhammadiyah. Ketika keluarga ayah membangun sekolah Muallimin Muhammadiyah (4 th), mereka minta ayah Hamka, K.H. Abdul Qadir (Pengurus NU Barru) turut menjadi pembinanya, bahkan Hamka Haq juga pernah sekolah di Muallimin itu.
K.H. Abdul Qadir memberi nama kepada puteranya "Hamka", karena kagum pada sikap moderat Buya Prof. Dr. HAMKA, yang pernah berkunjung ke Barru dalam satu tabligh akbar di daerah itu. Walaupun jelas-jelas Buya Hamka adalah dari Muhammadiyah.
Baca juga:
Poempida: Tidak Cukup Hanya Pintar
|
Sejak kecilnya, Hamka Haq termasuk pecinta Bung Karno. Hampir semua pidato Bung Karno pada tahun 60-an pernah dibaca dan setengah hafal. Ketika itu seorang wakil camat tinggal bersama di kediaman Hamka Haq, dan punya koleksi pidato Bung Karno. Dan di sekolah, Hamka Haq senang menggambar Bung Karno saat pelajaran menggambar bebas. Dia juga membaca habis buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, karya Cindy Adams, juga buku Dibwah Bendera Revolusi (versi lama). Tak heran jika Hamka Haq mengidolakan Bung Karno.
Di era Reformasi, PNS tidak lagi wajib masuk Golkar. Ketika itulah Hamka Haq memilih masuk PDI Perjuangan, sementara rekannya yang lain, Dr. Harifuddin Cawidu tetap di Golkar, dan Prof. Jalaluddin Rahman masuk PPP. Hamka Haq akhirnya terpilih menjadi Anggota DPR-RI periode 2014-2019 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) mewakili Dapil Jawa Timur II setelah memperoleh 27.166 suara dari hampir 120.000 suara PDI Perjuangan di Dapil Jatim II Pasuruan - Probolinggo.
Hamka Haq adalah politisi senior PDIP, terpilih menjadi Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Keagamaan sejak 2005 hingga sekarang (empat periode). Pada Kongres ke V PDI Perjuangan 8 - 11 Agustus 2019, Ibu Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri kembali memilih Prof. Hamka untuk duduk dalam jajaran DPP PDI Perjuangan 2019-2024. Disamping itu, dipercaya juga sebagai Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia, organisasi sayap Islam dari PDIP (2007 - sekarang).
Hamka Haq adalah mantan Guru Besar di IAIN Alauddin Makassar (1999-2013) dan Penasehat Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejak 2010. Pada masa kerja 2014-2019 Hamka Haq duduk di Komisi VIII yang membidangi sosial dan agama. Pada Maret 2016, Hamka Haq menjadi Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) menggantikan Junimart Girsang.